Senin, 06 Oktober 2014

History of Angel - ff Kai EXO (Chapter 2 - Episode 1)



SUB JUDUL I
SUASANA BARU, SEMANGAT BARU....

Pagi yang cerah sudah menyambut Hahee yang masih mencoba membuka matanya. Matahari mengarah kepadanya seakan menyuruhnya untuk bangun dan bersiap - siap masuk sekolah SMA. Hari pertama masuk pastinya harus lebih cepat karena upacara sekolah menanti. Hahee mencoba membangunkan tubuhnya yang sedikit kaku karena bangun tidur.
“Sudah pagi rupanya..hooam!! Jam berapa sekarang, eumm..” tangan Hahee menggapai jam beker di meja sebelah tempat tidurnya. Betapa terkejutnya Hahee mendapati jam menunjuk ke pukul 7 pagi. Itu artinya, Hahee butuh waktu 30 menit lagi untuk menyiapkan semua urusan rumah dan langsung ke halte bus untuk mencapai sekolah. Abang - abangnya sudah menunggu dimeja untuk sarapan bersama. Oppa Suho sudah rapi dengan kemejanya siap berangkat ke kantor. Oppa D.O, pastinya dia sudah dalam keadaan rapih sekali karena dia suka kebersihan. Dimeja makan, ada handphonenya yang lupa Hahee bawa ke kamar tadi malam. Hahee bingung mencari handphone dikamar, sampai menghabiskan waktu tiga perempat dari 30 menit. Oppa Suho sudah menunggu dia hampir 20 menit, karena kehabisan kesabaran akhirnya ia menyuruh Oppa D.O untuk memanggil Hahee.
“Kyung-ah, kamu panggil Hahee untuk cepat - cepat. Nanti ia bisa terlambat kalau jam segini aja belum sarapan. Kakak ada rapat nanti jam 8, masih banyak yang diurus. Ayo cepat.” Ujar Oppa Suho,
“Ya, hyung. Sebentar aku kekamar Hahee dulu. Tunggu sebentar, hyung-ah” Oppa D.O langsung lari kekamar Hahee. Dan mendapati lemari dan semuanya seperti kapal pecah. ‘Ini lebih pantas jadi gudang dibanding kamar seorang pria yang susah buat rapi, kecuali kamar pria sepertiku' pikir dia, sambil menatap kamar dongseng-nya itu.
“Hahee! Apa yang kamu lakukan? Ini hampir terlambat, Hyung-ah menunggu dibawah. Apa yang kamu cari sih?” tanya Oppa, yang menyadarkan Hahee kenapa tidak bertanya kepada oppa - oppanya yang mungkin ada yang tau handphonenya dimana,
“Oppa, tau handphone ku dimana? Aku ngga bisa telepon Sharon, dia mau berangkat bareng atau tidak,” wajah Hahee berubah menjadi memohon, dan benar Hahee, Oppa D.O tau tempatnya.
“Oppa tau tempatnya, makanya kalau cari sesuatu itu tanya - tanya, jangan nyari sendiri gak jelas gitu dong,” nasihat Oppa sambil mengucek - ngucek rambut Hahee yang udah disisir sedemikian rupa. “OPPA!!” ujar Hahee sambil mengejar oppanya itu yang masih kekanak - kanakan. Emm, wajahnya Oppa Suho langsung sinis, ya mungkin aku yang keterlaluan, membuatnya menunda berangkat ke kantor sedangkan yang kutahu semalaman suntuk dia menggambar lansekap proyek.
‘Oppa ini benar - benar ganteng untuk menjadi seorang pria yang baik. Memang oppa-ku....tapi beda dengan oppa ku yang satu itu, kerjaannya cuma pegang handphone, dance, nyanyi dan telepon - telepon beberapa perempuan, heuuh...' cerita Hahee dalam hati, membedakan abangnya yang satu dengan satunya lagi. Hahee tersenyum terus saat bercerita sendiri dalam hatinya, mengundang abangnya untuk bertanya.
“Hahee, kamu kenapa? Ketawa kok sendiri, kayanya kamu lagi error gara - gara baru masuk sekolah lagi setelah libur panjang ya?” Oppa Suho akhirnya bisa tersenyum juga, seneng rasanya bisa lihat Oppa tersenyum kaya begitu, maniis hihihi..
Setelah sarapan bersama, Hahee dengan kedua oppa-nya bergegas ke masing - masing kendaraan mereka. Suho Oppa ngga bisa mengantar Hahee, karena arah mereka berdua terlampau beda arah yang lumayan, jadi Hahee berangkat bareng sama Oppa D.O. Oppa D.O mendadak jadi baik hati hari ini, ngasih tumpangan, biasanya kalau Oppa Suho udah berangkat, Oppa D.O akan berubah 180 derajat. Dia pasti nyuruh Hahee ke halte sendiri bareng temannya, atau diantar sampai halte berikutnya aja, itu cukup jahat untuk suatu perlakuan oppa terhadap dongsaeng-nya.
            “Ayo naik, sebelum aku berubah pikiran..” teriak oppa dari jendela mobil yang ia buka, Hahee sebelumnya ragu buat nanggapin tawaran itu. Tapi ternyata ini tawaran yang serius, akhirnya Hahee naik ke mobilnya. Hahee masih curiga kenapa hari ini oppa-nya seperti tidak normal, apa mungkin dia sakit ya?
‘aku pegang saja dahinya, eumm' Hahee menjulurkan tangannya ke dahi oppa-nya, tapi tidak terasa panas.
“Apa - apaan sih ini?” Oppa D.O menyeka tangan Hahee yang ada didahinya. Ini aneh, tapi kalau dia baik pasti ada sesuatu yang mendorongnya buat melakukan ini. Ditengah perjanan, mobil tiba - tiba berhenti.
            “Hahee, temanmu mau ikut bareng ngga? Aku lagi mau baik hati nih, cepat telepon temanmu itu. Jangan sampai dia terlambat.” Oppa D.O menyodorkan handphonenya ke Hahee, tapi Hahee lebih memilih memakai handphonenya sendiri. Lalu wajah oppa berubah jadi cemberut. Baru saja mau ditelepon, Sharon tetangganya yang satu sekolah dengan Hahee dari SMP itu keluar dari rumahnya. Hahee mengeluarkan lehernya dari jendela.
“Annyeong! Hei! Mau bareng tidak? Ayo, sebelum terlambat. Hehe” ujar Hahee sambil tersenyum,
“Tapi oppa mu, ngga akan terlambat juga?” ujar Sharon sambil menatap ke jendela mobil, dan memberi senyuman sama Oppa D.O, nah itulah yang ditunggu oleh Oppa D.O yaitu senyuman Sharon.
“Ah..dia yang mengajak bersama, biarlah. Mungkin dia sedang jatuh cinta.. (dengan nada berbisik)” Mereka berdua tertawa sedangkan oppa tidak mendengar pembicaraan mereka yang sepertinya seru.
Oppa pun membunyikan klakson mobilnya, “ayo, cepat..kalian bisa terlambat” ujar oppa.
            Akhirnya mereka pun berangkat bersama, Hahee merasa keadaan mobil biasa saja dengan level AC yang cukup. Tapi berbeda hal sama oppa, dia mengeluarkan keringat yang cukup deras, dan aku mengambil tissue dan diberikan kepada oppa-nya. ‘eumm..dia bodoh, seharusnya didepan wanita yang dia suka jangan segugup itu. Dia kalau begini terus, Sharon bisa tahu akalnya oppa buat cari perhatian dia. Ckck, oppa oppa' pikir Hahee dalam hati. Akhirnya sampai didepan gerbang sekolah, Hahee dan Sharon turun dari mobil. Sharon mengetuk jendela mobil, saat oppa membuka jendelanya, tak disangka Sharon mengucapkan terima kasih dihadapan Oppa D.O. Sungguh hujan rejeki berlimpah buat oppa pagi ini, dia bisa mimpi indah didalam kelasnya. Saat bel berdering, Hahee dan Sharon bergegas ke ruang aula sesuai pengumuman yang diberitahukan sebelumnya. Mereka langsung duduk dibarisan depan, karena memang hanya barisan itu yang tidak diisi murid lainnya. Mereka takut sama kakak kelas yang memasang wajah seperti monster yang siap melahap apa saja yang didepannya.
            “Hahee, aku malu duduk dibarisan depan seperti ini. Aku pindah saja ya kebelakang,” tangannya digenggam Hahee,
            “Janganlah Sharon, tetap disini. Kata oppa, kakak kelas disini ngga jahat. Mereka baik kalau kitanya baik..”
            “Tapi mereka,”
            “Udah, tuh udah mau dibuka acaranya. Udah temenin aku disini ya?” senyuman Hahee membuat Sharon pasrah dengan keputusan Hahee untuk menempatinya dibarisan terdepan.
            “Ya sudahlah, apa boleh buat?” ujar Sharon lemas.
Acara dimulai dengan penampilan Basket Streetball, mereka dengan lincahnya berdance sekaligus bermain bola basket. Mereka membuat kami disini merasa terhibur sebelum masa orientasi sekolah. Dan selanjutnya,
            “Mari kita sambut grup dance terbaik. Mari kita sambut, X-One!!!” saat disebut namanya Hahee hanya ikut - ikutan heboh padahal tidak tahu siapa itu X-One, siapa aja personelnya.
            “Emang kamu kenal siapa X-One itu?” tanya Sharon,
            “Aniyo, aku cuma ikut - ikutan berisiknya, Sharon. Mian, kalau keberisikan hihi” Hahee langsung membekap mulutnya.
            “Gwaechanha, aku juga suka seru - seruan begitu kok,” ujar dia sambil menepuk bahu Hahee. Sedikit menunda, katanya ini penampilan kakak kelas sama anak baru yang udah master banget. Adik kelasnya sama seorang personelnya itu, kata host acaranya sedikit terlambat. Hahee merasa kecewa, kenapa ngga kompak kumpul semua personelnya. Hahee pengen ke kamar mandi, dia kebelet karena AC Aula sekolah itu letaknya dekat dengannya. 
            “Sharon, mau temenin aku ke kamar mandi ga? Aku kebelet nih” ujar Hahee,
            “Mianhae, Hahee. Aku ada telepon dari orang tua aku, ngga bisa diputus. Mianhaeyo, Hahee,” ujarnya, Hahee memaklumi Sharon, dan langsung berangkat ke kamar mandi seorang diri. Dengan modal bertanya, Hahee pe-de jalan entah kemana, memang sebelumnya dia pernah samar - samar ingat saat daftar waktu itu. Gak sengaja seseorang menginjak tali sepatunya, sampai terlepas.
            “Ishh, aigoo! Hati - hati kalau jalan, kamu ngga tahu apa, kalau aku lagi kebelet..euugh” Hahee terus aja ngomel sepanjang jalan, orang yang tadi nginjek gak minta maaf. “Gak sopan,” ngomelnya berlanjut. Hampir masuk ke toilet, dari gerbang kelihatan kaya mobil D.O oppa, tapi mana mungkin kesini. Hahee memutuskan buat langsung ke toilet tanpa mikirin hal yang belum dianggap penting itu. Ditoilet, Hahee masih mengingat orang yang tadi menginjak tali sepatunya itu, sialnya Hahee belum sempat lihat wajahnya. Dia cuma inget, jaketnya yang terdiri dari paduan warna hitam dan biru. Menurutnya itu dandanannya seperti anak boyband tapi kayanya dia kakak kelas, “eughh aigoo! Kenapa aku ngga sempat lihat wajahnya..” Hahee mencuci wajahnya diwastafel. Disana Hahee bertemu sesosok manusia, dia tampak bukan seperti wanita. ‘aigoo! Itu laki - laki, iya itu lelaki. Kenapa dia ada dikamar mandi ini!' Hahee mulai gugup, panik dan kalau dia panik dia bakal ngikutin sifat abangnya, oppa D.O, langsung blank dan ngga ingat apa - apa serasa semua sistem diotak itu lagi di delete. Kayanya lelaki ini salah masuk kamar mandi, namja ini aduh.. Gak lama ada Channie ke toilet, dia kaget lihat Hahee ditoilet pria,
            “Hahee! Hey, mau ngapain kamu disini? Ngga salah masuk ke toilet pria?” tanya Channie sambil pasang wajah bingung yang amat sangat, ya karena kebetulan dia juga kebelet dan dikagetkan dengan adanya Hahee di toilet pria.
            “Apa? Toilet pria? Ini toilet pria, bukannya ini toilet perempuan? Ah, aku salah, anter aku keluar dong Channie,” Hahee coba ketuk pintu kamar mandi Channie, Chanyeol pura - pura ngga mendengar celotehnya Hahee dibalik pintu kamar mandinya. Channie ngerasa Hahee makin cerewet, akhirnya membuka pintu kamar mandinya.
            “Apa sih Hahee, aku itu lagi mules. Ganggu aja, ada apa? Kenapa masih disini bukannya keluar.” Channie masih megangin perutnya, dia sepertinya masih sakit perut.
            “Temenin aku, Channie. Aku malu kalau tiba - tiba diluar ternyata ada cowok lain. Entar disangka aku itu ada apa - apa. Aku lupa, tadi ngga konsen, aku kebelet Channie..” Hahee memohon dengan sangat. Chanyeol ngga bisa menolak kalau Hahee udah pasang wajah kelewat imut itu.
            “Ayo cepat! Aku masih sakit perut, cepat!” Channie kelihatannya memang masih sakit perut. Dia menarik tangan Hahee biar dia jalannya lebih cepat takut ada orang yang melihat. Ternyata ada orang yang berdiri didepan cermin dekat wastafel, Hahee gugup apalagi Chanyeol yang masih menggenggam tangan Hahee, dia takut orang menyangka yang tidak - tidak. Saat orang itu berbalik badan menatap kearah Hahee, dia langsung kaget.
            “Hahee? Kamu ngapain disini? Ihh kamu berdua - duaan sama cowok disini, hayo kamu ngapain?” ternyata dia D.O oppa yang datang ke sekolah Hahee, lumayan membuat hati lega saat tahu yang berdiri didepan Hahee dan Channie itu oppa-nya Hahee,
            “Oppa? Ngapain juga disini? Aku ngga ada apa - apa, dia kan temen aku dari SMP masa oppa lupa -__-? Emm aigoo, ini oppa-ku? Oppa kok beda banget, romannya beda, tampilannya juga tumben ganteng. Itukan jaket Oppa Suho? Kenapa oppa minjem!! Aku bilangin lohh, bukannya sekolah, huu (-,-)” Hahee mendekati abangnya itu, sambil mengecilkan suaranya.
            “Aku udah izin pinjam sama hyung-ah, jadi aku pakai ini. Lagian kan aku ini udah ganteng, jadi tinggal dipakai kostum udah cocok jadi personil boyband. Ya kan yeodongsaeng-ku yang jelek?” Oppa D.O dengan pe-denya tingkat tinggi sambil berhadapan sama cermin didepannya. Channie cuma bisa nahan ketawa lihat gaya kakak kelas seperti ini, dan Hahee hanya bisa menunduk malu lihat tingkah oppa-nya itu. Sebentar, Hahee baru sadar buat apa kakaknya datang kesini dan bilang kalau dia mirip personil boyband?
            “Oppa, buat apa sih dateng kesini? Emang oppa ngga sekolah, hmm aku bakal lapor nanti kalau Suho Oppa kalau nanti udah pulang.” Hahee meledek oppa-nya, tapi mereka oppa-nya tetep pasang wajah tenang - tenang saja. Hahee ngga tahu kalau oppa-nya itu orang yang host-nya maksud. Oppa D.O langsung pergi dari toilet dan diikuti sama Hahee dan Channie. Hahee sepanjang jalan bingung, oppa nya jadi bergaya begitu padahal dia males buat pake baju kaya gitu kecuali lagi dirumah. Dia jadi bergaya, ‘ada apa sih?' pikir Hahee, di aula Sharon udah nunggu  dia daritadi. Dari kejauhan Sharon nyambut Hahee dengan senyuman hangatnya, memang dia udah cantik dari awalnya. Hahee duduk disamping Sharon, lalu ia memegang erat tangan Hahee, kelihatannya dia sangat takut daritadi. Sharon ngga mau angkat wajahnya sejak Hahee datang, Hahee cuma bisa ngeliatin dia,
            “Kamu kenapa, sharon? Kamu kelihatan aneh, aku kan tinggalin kamu sebentar? Ada apa, cerita ke aku.” Hahee menengok ke arah wajah Sharon yang terus menunduk.
            “Aku takut sama kakak kelas yang tadi duduk disini. Dia coba kenalan aja sih, tapi aku takut karena dia sama temen - temen lainnya. Aku panik, aku mau pergi dari hadapannya, tapi nanti aku disangka ngga sopan sama kakak kelas itu. Aku sekarang takut, wajah, senyumannya kaya wajah orang mafia aku takut.” Sharon cerita seperti seakan - akan dia terjebak dilingkungan mafia, dia sedikit berlebihan.
            “Haduuh, kamu itu berlebihan. Mana ada orang mafia atau penjahat sekalipun di waktu begini? Ini kan acara formal sekolah, dijaga kok gerbang sekolah sama security. Memang yang mana sih kakak kelasnya, tunjukkin sama aku. Oppa aku lagi disini, biar aku bilangin ke dia suruh nemuin.” Hahee mendengakan kepalanya dan menengok ke kanan kiri, tapi kayanya wajah mereka semua baik ngga yang kaya Sharon sangka.
            “Sharon, yang mana? Aku ngga lihat orang jahat disini, kakak kelas nya wajahnya pada baik kok.” Sharon mulai mengangkat wajahnya, melirik suasana, ngga ada lagi ternyata kakak kelas yang mengganggunya.
            “Tapi Hahee, tadi ada juga yang menolong aku buat jauhin kakak kelas itu. Dia kayanya alumni sekolah ini. Dia kelihatan kaya bukan anak SMA, wajahnya dewasa,” katanya semakin antusias, wah dia mulai suka kakak kelas.
            “Ekhmm.. Udah ada yang suka sama kakak kelas nih. Kenalin dong yang mana? Aku ngga ikutan suka kok beneran deh, aku sih udah suka sama orang lain kok, hihi...” Padahal kenyataannya Hahee belum kenal siapapun kecuali teman yang ia lebih dulu kenal. Sedikit berbohong buat dapet informasi dari Sharon, karena Hahee bakal ngga bisa tidur karena penasaran. Dia belum bisa kasih tahu kakak kelasnya, katanya kakak kelas itu lagi ngga ada disekitar sini, kalau ada Sharon janji buat nunjukkin siapa dia. Akhirnya host kembali dari istirahatnya, acara dilanjutkan. Ada kabar bahagia buat peserta orientasi hari ini, beritanya adalah karena penundaan penampilan tadi, orientasi ditunda jadi besok. Jadi untuk kegiatan hari ini rupanya cuma nonton acara pembukaan orientasi siswa baru, senengnya. Chanyeol yang duduknya dibarisan belakang memberi kode ke Hahee, mereka berdua punya perasaan yang sama kalau ada kabar kaya begini. Bahagia tentunya!
            “Mianhaeyo, karena keterlambatan tadi kegiatan orientasi akan mulai besok. Jadi setelah acara ini kalian bisa kembali ke rumah masing - masing,” ujar host acara. Banyak respon yang bertebaran, ada yang respon “wuuuu!!” ada juga yang “yeeees!!” nah itu akan keluar dari anak - anak macam Chanyeol dan Hahee saja.
            “Untuk mengobati kekecewaan kalian, ini dia kami persembahkan penampilan tanpa jeda dari pengisi acara kami. Check it out!!” hostnya langsung lari ke belakang stage. Suasana aula berubah jadi gelap, hanya ada cahaya dari celah jendela yang kayanya udah ditutup juga sama panitia biar efeknya lebih kerasa. Intro 2 menit, penonton pesimis sama penampilannya, pendapat mereka kalau intro aja 2 menit kesananya penampilannya bisa 1 jam dan kita semua bakal jenuh liatnya. Tapi setelah menunggu 2 menit intro, ada seorang namja yang tampilannya kaya pernah Hahee liat tapi dimana dia ngga inget. Dia mulai menggerakkan badannya, musik pun masih berjalan santai. Begitu musik bersuara, “Dance Machine!!” dia langsung beraksi, asli ngga palsu ini penampilan yang keren.
            “Sharon, ini orang apa mesin, kok keren banget sih gerakkannya. Whoaah!” Hahee mengguncang badannya Sharon yang mulai ngga suka sama musiknya, karena dia cenderung suka musik slow ritme.
            “Hmm, ya..dia memang keren, tapi lebih keren lagi kalau dia berdiri di tengah stage terus nyanyi lagu ballad, uhh pasti dia tampan.” Sharon makin berangan - angan diluar batas, Hahee langsung berpaling dari Sharon dan terus menontonnya. Dia mulai duet, dia dance sama seseorang. Wuahh, keren makin keren. Tiba - tiba musik berhenti, ini acara paling gak jelas yang pernah Hahee liat, masa saat klimaks acara musik berhenti.
            “Gak tahu timing niih! Huuu..” omel Hahee sambil mengambil handphonenya, panggilan itu dari oppa-nya, D.O.
            “Ada apa oppa?”
            “Nanti liat yaa, oppa mau tampil. Hhahaha”
            “Apa? Oppa tampil dimana?” teleponnya diputus, Hahee dibuat bingung sama oppa-nya. Lalu Hahee masih mengotak - atik handphonenya, terdengar musik yang dimulai. Lagunya ini dari salah satu boyband dari Korea, “MAMA!!!” terdengar teriakan dari bangku belakang Hahee. Hahee yang merasa terganggu langsung menengok ke belakang, dan mereka ngga menggubris.
            “Ini lagunya EXO, ahh MAMA!! Ah..” mereka makin histeris, Hahee makin geram sambil menatap LCD handphonenya itu.
            Iroborin che..” ‘suara siapa ini? Charming banget kayanya, tapi kaya oppa..' dia ngga menggubris dan terus menatap handphonenya, Sharon yang tahu itu oppa-nya Hahee, langsung menepuk bahu Hahee.
            “Hahee,” kata Sharon,
            “Emm, ada apa?” jawab Hahee seakan gak peduli,
            “Hahee, ka-kalau ngga salah itu oppa kamu kan?”
            “Mana?” Hahee langsung menatap Sharon, dan akhirnya Hahee mendapati oppa-nya diatas panggung.
“Mwo? Oppa?” Hahee langsung tercengang lihat oppa-nya ternyata anak boyband.
wemyonhaneun gotgata, chameul subakke obso nuneul gamjiman..aaan..” Hahee makin menganga lihat kakaknya yang satu itu bernyanyi diatas stage bersama teman-temannya. Chanyeol langsung teriak dari belakang,
“D.O hyuuung!! Adikmu duduk didepan tuh!! Woooah!!” rasanya Chanyeol minta dihajar sama Hahee, otomatis Hahee jadi sorotan para yeoja yang nonton disitu, anak baru atau anak lama saling bertatapan. Hahee terus merasa terusik, dan dia bukan menikmati jadi sorotan malah dia ngga suka menjadi sorotan. Itu kesannya seperti tersangka kasus kejahatan yang pantasnya hanya jadi bahan obrolan aja.
“Hahee, kamu kenapa?” Sharon merangkul Hahee yang menunduk menahan kesal karena ulah semuanya. Dia ngga mungkin menyalahkan oppa-nya karena walau begitu dia tetap oppa-nya, kalau aku menyalahkan Chanyeol dia temannya sendiri, menyalahkan para yeoja yang suka dengan oppa-nya? Itu juga bukan salah mereka, ini korban perasaan. Lagu berganti lagu, lagu ini dari intro awalnya terdengar seperti lagu rap. Pas yang nyanyi keluar, bergantian yang histeris adalah Sharon.
“Woaah! Oppa! Saranghaeyo!!” Sharon membentuk tangannya menjadi hati diatas kepalanya. Dia mengeluarkan gaya yang lumayan menggelikkan. Dan disitu Hahee menyadari kalau Sharon itu seorang aegyo.
“Hahee, itu kakak kelasnya!!” Sharon terus histeris.
Ditengah kegembiraan Sharon yang menggila, lagi - lagi kita disuguhkan dengan penampilan dance dari anak Dance Machine itu. Lama kelamaan Hahee merasa jenuh, saat ia terus menatap ke namja itu dia sadar akan sesuatu yang diucapkan Chanyeol tadi dijalan mau ke aula.
(“Tadi itu kan aku lihat ada yang menginjak sepatu kamu, dia bilang begini ‘Mianhaeyo, aku terlalu tergesa - gesa. Mian!' begitu katanya sambil menundukkan badannya. Aku bingung kenapa kamu tetap marah sama dia, kasihan tahu dia. Wajahnya langsung berubah loh pas aku lihat, langsung merasa bersalah begitu. Aku itu dibelakangmu, nah aku dicegat karena dia tahu aku teman kamu.”) kata - kata itu bersarang dipikiran Hahee.
            “Aigoo..dia! Dia orang yang menginjak tali sepatuku, Sharon. Sharon?” Hahee mendapati temannya yang terus tersenyum lihat kakak kelas yang memang cukup dewasa wajahnya, pantas saja dia bilang seperti alumni. Penampilan pun berakhir, Sharon langsung tergugah dari lamunannya.
            “Hahee, dia ganteng kan? Iya kan. Aku sukaaaa! Saranghaeyo oppa, saranghae” Hahee menggelengkan kepalanya, dia baru lihat Sharon se-histeris ini melihat penampilan padahal lagu tadi bukan genre ballad, lagipula orang itu tidak berdiri ditengah panggung, alias bukan penyanyinya. ‘cinta memang buta ya?' ujar Hahee dalam hati.
Lagu pop rock udah, rap juga udah, hip hop juga udah, kurang satu lagi, penutupan pake lagu ballad pasti seru. Host-nya langsung keluar, berarti tandanya acara bakal berakhir.
“Gak lupa buat perkenalkan siapa saja yang tadi sempat menghibur semua teman - teman yang ada disini. Kita langsung sambut X-One!” ujar host-nya. Hahee langsung siap buat ngedengerin perkenalan dari personil nya. Satu - satu diperkenalkan,
            “Annyeonghaseyo, saya Kris. Saya penanggung jawab acara ini, saya juga kakak kelas kalian, jadi salam kenal.” Sharon yang duduk paling depan merasa beruntung bisa lihat Kris dari dekat, menurutnya hari ini sangat anugerah buat dirinya. Hahee yang mendengar suaranya yang berbisik menyebut nama Kris, hanya bisa menarik napas dan menghembuskannya dalam - dalam. ‘Ternyata sama sekali gak ada anggota yang termasuk anak sekolah ini ya? Berarti orang itu bukan sekolah disini.' ujar Hahee dalam hati.
            “Sharon, kamu sadar ga? Haloo?” Hahee melambaikan tangannya didepan wajah Sharon, tampaknya dia terhipnotis oppa itu. Host acara itu bilang kalau mereka memang punya penutup acara yang tentunya ngga kalah suprise dari yang tadi tampil. “Mari kita sambut persembahan dari kami, kurang lebihnya kami minta maaf, dan inilah mereka, selamat menjalankan orientasi adik adik, SARANGHAEYO!!” dan disambut tepuk tangan yang cukup meriah dari peserta orientasi. “D.O oppa!! Huaah saranghaeyo oppa!!” riuh para cewek yang pengen banget deket sama dia. Tapi kalau kaya begini, Hahee merasa bersyukur punya oppa kaya D.O ini. Tapi Hahee ngga bangga juga kalau kakaknya jadi pujaan para yeoja ini, habis menurutnya mereka semua pada berlebihan. Hahee mulai duduk tenang karena habis acara ini, para peserta orientasi dibubarkan. Begitu suasana digelapin, baru para cewek ini diem beberapa saat.
           “Sharon, lagu ballad nih..kereen, dengerin doong..” Hahee terlihat mulai tertarik sama penampilan terakhir ini. Chanyeol pindah duduknya ke sebelah Hahee, dia merangkul Hahee.
            “Acara kakakmu seru ya, aku mau ikut latihan dirumah kamu ah..” Chanyeol mulai cari gara - gara, padahal dia tahu kalau Hahee tidak suka ada temen sekolahnya main ke rumah dia hanya karena ketemu kakaknya.
            “Kau minta aku hajar sebelah mana? Tadi kamu udah cari masalah sama aku, bilang kalau dia oppa aku, kamu harusnya rahasiain itu. Euuugh -___- !!” Hahee memasang wajah garangnya didepan Chanyeol.
            “ssst, mau dimulai, oppa kamu pasti ada” ujar Chanyeol sambil menyandarkan badannya dikursi.
            “Mikael boda neon naege nunbusin jonjae.. Gamhi nuga neoreul geoyeokhae naega yongseoreul an hae..” salah seorang namja imut, tampan, kelihatannya dia ramah banget. Kemudian Chanyeol menyikut tangan Hahee,
            “Oppa mu tuh!”
            “Kau ini, euugh!!” Hahee mengepal tangannya.
Memang benar kata Chanyeol, selanjutnya oppa-nya Hahee yang bernyanyi,
            Eden geu gose bareul deurin taechoui geu cheoreom maeil..” suara oppa-nya Hahee,
            “keren banget Hahee, oppa kamu suaranya emas banget..” kata Sharon.
                       
            Neo hanaman hyanghamyeo maeumeuro mideumyeo..”
Aju jageun geosirado neol himdeulge haji motage..hangsang..jikigosipeo..”
i'm eternally love..

Hahee lagi serius melihat cowok lucu yang katanya dance machine itu keluar dari backstage. Tiba - tiba, oppa-nya Hahee turun dari panggung dan membawanya keatas panggung, otomatis beberapa cewek yang udah keluar ruangan langsung masuk lagi dan ngelihat itu. Mereka semua langsung histeris. Hahee mulai kesal sama tingkah kakaknya yang terus pakai dia buat bikin sensasi, biar tenar. Iya memang tenar tapi malah Hahee yang dirugiin, asli ini memang sensasi.

            Neol saranghage dwaebeorin nan ije deo isang. Doragal gosi eobseoyo nalgaereul geodwogasyeotjyo (oh no)” D.O oppa mencium pipi Hahee didepan yeoja fansnya, mereka semua semakin histeris. Chanyeol sama Sharon cuma bisa ketawa dibawah panggung, tiba - tiba tangan D.O oppa memeluk Hahee.
Yeongwonhan sarmeul irheotdaedo haengbokhan iyu.... Naui yeongwon ijen geudaeinikka...
Neoui sesangeuro, yeorin barameul tago” D.O oppa terus memegang tangannya Hahee selama bernyanyi, oppa-nya juga sambil tersenyum geli melihat yeodongsaeng-nya gugup bukan main didepan penonton. Setelah lagunya selesai, Hahee langsung turun stage dan pulang kerumah .
Channie, ayo pulang, Sharon ayo” Sharon dan Chanyeol ngga tahu apa - apa, yang pasti sepanjang jalan ke parkiran Hahee mulai jadi target kakak kelas.
            “Naik mobil aku aja,” kata Chanyeol yang segera ke mobilnya.
            “Hey, adik kelas, gimana rasanya deket sama D.O oppa? Seneng, iya? Hah, begitu saja kamu sudah bangga.”
            “Mianhae, eonnie. Aku ngga tahu soal itu, dia langsung narik aku. Mian eonnie..” ucapan maaf Hahee ngga ditanggepin sama kakak kelasnya itu. Sharon dan Chanyeol hanya bisa mengusap bahu Hahee yang mulai berkaca - kaca.
            “Kamu ngga kenapa - kenapa kan?” Sharon menyibak rambut Hahee yang menutupi wajahnya.
            “Kayanya kita bawa pulang aja Hahee, kasihan dia. Kita ngga bakal tahu apa yang bakal noona tadi lakuin buat Hahee di orientasi. Ckck” kata Chanyeol yang sesekali menengok ke belakang. Sharon hanya menganggukkan kepala, dan tetap nenangin Hahee yang udah mulai terisak. Chanyeol bilang ngga ada yang salah disitu, kakaknya Hahee cuma mau memperkenalkan adiknya yang akan sekolah disitu, tapi semuanya salah paham. Para cewek itu juga ngga salah karena yang mereka tahu kalian berdua saling ngga kenal dan dianggap punya hubungan khusus, disini yang dirugikan pasti X-One yang namanya dibawa - bawa sama setiap masing - masing dari personilnya. Sharon mengangguk lagi, dia belum bisa komentar apa-apa karena takut salah bicara.
          “Ssst.. jangan ngomong apa - apa lagi, sekarang kita tenangin Hahee aja. Rumahnya sebentar lagi sampai kan?” Sharon mulai bicara.
            “Iya, kamu didepan juga turunnya?” tanya Chanyeol,
            “Iya disana. Rumahku 3 rumah dari rumah Hahee” kata Sharon sambil menunjuk pagar rumahnya. Sesampainya didepan rumah Hahee, Sharon mengantar Hahee turun.
“Gamsahamnida, Channie-ah. Hati - hati dijalan,” Sharon menyampaikan salam ke Chanyeol dan dia pun pergi ke dalam mengantar Hahee sampai kamarnya. Sharon mendapati kakaknya Hahee, Suho oppa yang sudah pulang kerja.
“Annyeonghaseyo, aku mengantar Hahee kelihatannya dia sakit. Maaf mengganggu istirahat oppa. Sekali lagi, maaf.” Oppa Suho tersenyum ke Sharon,
“Biar aku saja yang antar dia ke kamar, terima kasih sudah mau mengantar dongsaeng-ku, mianhae kalau mengambil waktumu.” Hahee pun dibawa ke kamar oleh kakaknya, dan Sharon langsung pamit pulang. Dikamar, kakaknya itu menanyakan beberapa hal yang terjadi disekolah kenapa bisa seperti ini. Suho oppa sangat menyayangi dengan kedua dongsaeng-nya apalagi sejak kedua orang tuanya tidak ada, dia yang menggantikan posisi orang tua dimata dongsaeng-nya. Hahee mulai menceritakan dari awal datang, peristiwa salah masuk kamar mandi dan ngga sengaja Hahee keceplosan berbicara tentang D.O oppa yang mulai berkarier didunia musik yang bertentangan dengan keputusan kakak tertuanya itu.
“Apa? Kyung-ah ikut boyband? Dia tampil disekolahmu, lalu orientasi kamu tadi lancar?” terlihat Suho oppa menahan amarahnya didepan Hahee, dan langsung menunduk dan segera bangun dari tempat tidur Hahee.
“Oppa? Kau tidak apa - apa?” Hahe melihat guratan lelah diwajah kakaknya itu. Hahee berpikir jika oppa Suho juga tidak ada, bagaimana nasib dia selanjutnya. ‘kasihan oppa, dia sudah lelah pekerjaan, kuliah, sekarang direpotkan dengan dongsaeng-nya, kami terkesan menekan oppa. Mian, oppa, mianhae.' rintih Hahee.
“Aku tidak apa-apa. Ya sudah, kamu istirahat aja. Kalau kamu masih kurang sehat besok, oppa yang meminta izin ke sekolah buat mengizinkan kamu selama masa orientasi untuk istirahat ya?” ujar Suho oppa sambil mengusap dahi Hahee yang terbaring lemas di tempat tidur.
Hahee hanya mengangguk karena bingung harus bilang apa kalau memang oppa Suho tidak keberatan, sebagai dongsaeng-nya setuju saja. Kelihatannya oppa lelah sekali, dia mengintip oppa nya dan melihat dia mengambil foto orang tua kami yang ada . Lalu ia menyandarkan tubuhnya ke sofa ruang keluarga, sambil terisak ia bicara didepan foto orang tua kami,
“Eomma, Appa, mianhaeyo, maafkan aku, jika aku belum mampu mendidik dongsaeng-dongsaengku dengan baik. Menjadi seseorang yang kalian inginkan dari dulu, apa yang harus aku lakukan? Apa harus aku melepaskan mereka, eomma, appa. Aku tidak tega harus memaksa mereka, membatasi mereka dengan peraturan yang aku buat tanpa alasan. Aku takut mereka merasa terkekang lalu mereka membenciku dan kalian eomma, bantu aku. Appa, bantu aku mendidik mereka. Hmmm..” ia merunduk dan menatap foto orang tua kami terus. Hahee yang melihat dan mendengarkan itu, ikut menangis. Hahee mendekati oppa-nya dan memeluknya dari belakang,
“Maafkan aku, oppa. Aku ngga bermaksud berbuat seperti yang oppa katakan. Aku senang oppa perhatian ke aku dan D.O oppa. Aku sayang kedua oppa-ku, aku ngga mau jadi adik yang begitu, maaf.” Oppa Suho tersenyum ke Hahee, dan menasihatinya untuk segera istirahat agar besok pagi sudah terasa lumayan enak. Lalu Hahee berlalu ke kamar, dan oppa Suho ke kamarnya untuk menyelesaikan tugas kuliah, dia sedang sibuk dengan skripsi untuk penuntasan sekolah tingginya. Tapi Hahee kembali mengintip ke kamar Suho oppa,
“Oppa,”
“Ne? Ada apa? Bukannya kamu udah ke kamar?” Suho oppa memutar balik kursi yang didudukinya menghadap kearah Hahee.
“Aniyo, Oppa.....” , “aku sayang oppa.” Hahee masih tetap berdiri didepan pintu, oppa-nya yang melihat tersenyum manis dan menghampirinya.
“Emm, ya aku juga, aku sayang kedua dongsaeng-ku. Kalau ngga ada kalian pasti rumah ini sepi.” oppa memeluknya, dan mengantarkan Hahee ke kamar tidurnya. Setelah beberapa menit Hahee merasa ngantuk, dia dikagetkan dengan bentakan oppa tertuanya itu. Memang tidak terlalu menggelegar, tapi itu tidak seperti biasanya. Hahee mengintip dari kamarnya yang dekat dengan ruang keluarga. Dia melihat oppa D.O yang baru aja pulang dari sekolahnya, dia kelihatan rapi memakai seragam ini mungkin salah satu triknya mengelabui isi rumah.
“Kyung-ah, dengarkan aku. Aku ini kakak tertua dirumah ini, seharusnya memang hyung ngga harus membatasi tingkah dongsaeng-nya. Tapi kenapa kamu ngga bisa ngejaga adik kamu sedikit pun. Jelasin sekarang apa yang terjadi siang tadi!” ujar Suho oppa yang tampak tetap menahan emosinya didepan adiknya.
“Aku tadi ngga ngapa-ngapain Hahee, sumpah hyung. Aku ngga tahu kenapa Hahee begitu, waktu disekolah aku cari dia tapi ternyata kata temen - temenku dia pulang duluan. Percayalah hyung!” kelihatannya dia tetap ngga mengerti maksud Hahee kenapa dia nangis dan mulai demam begini, Hahee yang melihatnya hanya bisa berdecak kagum dengan akting oppa-nya yang satu itu.
“Baik, aku ngga akan menyalahkan kamu, tapi apa benar kamu punya grup disekolahmu?” tanya Suho oppa,
“Ya, hyung. Kenapa? Maafkan aku belum bilang ke hyung kalau aku punya band.” D.O oppa menekuk wajahnya. Hyung-nya yang berdiri didepannya langsung menepuk bahu dongsaeng-nya itu,
“Semoga kamu bisa berhasil dengan pilihanmu itu. Silakan berkarya, bocah susah diatur.” Suho oppa mengucek rambutnya, dan mereka saling bercanda disofa ruang keluarga. Hahee yang melihatnya tersenyum bahagia ternyata memang benar, yang bisa membuat hidup indah hanyalah orang yang kita cintai, yaitu keluarga kita. Hahee keluar kamar dan menghampiri kedua oppa-nya itu, lalu mereka menyambutnya. Suho oppa yang duduk diantara dongsaeng-nya langsung merangkul dengan erat.

Hidupku menjadi semakin indah karena mereka, dan aku sayang mereka. Walaupun terkadang mungkin mereka kesal dengan caraku, tetapi aku tetap menganggapnya sebagai respon sayang dari mereka. Jika sesuatu terjadi padaku, Tuhan, ijinkan aku  mati dalam keadaan tetap menyayangi mereka.' - Suho oppa.

Lalu malam itu dilalui dengan saling bercanda bersama di ruang keluarga, mereka menunda tugas mereka untuk sekedar menghabiskan waktu bersama. Mereka segera bangun, dan kembali ke kamar masing – masing untuk beristirahat.



To Be Continued....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar