CAST :
KAI
GO HARA
LUHAN
AUTHOR POV
Dalam sekejap Kai telah berada dijarak yang sangat
amat dekat dengan wajah Hara. Tubuhnya sekarang hampir tak berjarak dengan
lelaki tampan itu. Ia membencinya, tapi kenapa dekat seperti ini tubuhnya Hara
merinding.
“Eoh? Ya! Kai-ah, apa yang kau lakukan?” tanya Hara
mencoba menaruh tangannya dibahu Kai dan menjauhkan dirinya dari lelaki yang
memiliki kulit eksotis itu,
“Wae? Kenapa kau? Tampaknya kau akan menyukaiku
setelah ini,” ujar Kai tersenyum licik dihadapan Hara sambil menggenggam keras
kedua pergelangan tangan putih Hara.
Mendadak tubuh Hara merinding, kali ini dia benar –
benar tak bisa mengatur napasnya. Sesak tiba – tiba, kadang ia hembuskan pelan
dan ia kembali menahannya. Hara sekarang hanya bisa menutup matanya saat samar
ia lihat wajah Kai semakin mendekatinya. CHU~ bibir Kai kini bertaut dengan
bibir Hara.
“Mmhhhmm....” suara itu serentak keluar dari mulut
masing – masing. Menikmati permainan yang sekiranya membuat mereka berdua
nyaman disiang itu.
GO HARA POV
“Omo! Ke-kenapa a-aku berpikir ia begitu nikmat?”
Aku lebih memilih tak memberontak dari posisiku saat ini. Mungkin kalau aku
bergerak sedikit, Kai akan terus melumat lebih dalam. Aku juga berusaha tak
terbawa suasana, aku takut terbawa hanyut dalam keadaan ini. Berharap saja Kai
melepaskan secepatnya bibir tebalnya itu dari bibirku. Aku memberikan kode pada
tubuh Kai, aku menggerakkan seakan aku merasa risih sekarang.
“Oohooh, w-waeirae? Kenapa kau tak mencoba
melepasnya?” ujar Kai membuatku terkejut,
“Eoh? M-maksudmu?” jawabku merasa tak tahu apa –
apa, dan tampaknya lelaki itu sedang mencoba membuatku bingung.
“Iya. Kalau kau merasa risih, mestinya kau sudah
melepasnya tadi. Menjauh dari bibirku,” jawab Kai.
Omona! Bagaimana bisa aku lupa hal itu, aaak! Aku
sudah terbawa suasana nyaman itu, seharusnya memang aku menolaknya. Lagipula,
wanita mana dikampus ini yang bisa menolak ciuman dari lelaki master di kelas
performing arts. Aku ini sangat ingin menjadi yang terbaik disana. Tapi sejak
ada dia, itu membuatku sangat amat benci dengannya.
KAI POV
‘DEGG.....’ jantungku kenapa berdetak kencang?
Bukan, bukan kencang. Ini bahkan sampai berguncang, tubuhku kenapa menghangat?
Gerutuku masih menempelkan bibirku dibibirnya. Sesekali aku mencoba menatap
sedikit bagaimana Hara. Tapi ia mendapatkan bibir Hara yang memajumundurkan
bibirku. Aku tak bisa membiarkan tubuhku terpancing.
“Mmmmhhhmm...hhhh~” suara itu keluar dari mulut
wanita bodoh itu. Sekejap aku mempersilakan bibirnya bergulat dengan bibirku.
Untuk waktu yang lumayan singkat namun terasa lama.
‘aku harus lepaskan ini. tampaknya Hara menikmati
ini, aku tak akan mencemari nama baik Luhan hyung. Dia menyuruhku untuk tidak
mempermainkan wanita,’ pikiran itu bergelut dipikiranku saat itu. Perlahan aku
melepaskan perlahan bibirku darinya, ia yang tersadar membuka matanya. Dia
menatapku sekarang,
‘DEEGG.....’ kenapa jantungku! Abaikan ini, aku
memilih menjauh saja darinya untuk sementara waktu. Lagipula, sepertinya Hara
juga shock dengan tindakanku.
“Yaak! Seharusnya kan dia menjauhi ciumanku. Kenapa
juga aku bodoh mau dengannya,” Aku terus menyesali sepanjang jalan ke kelasku
setelah membaca pesan dari Suho. Aku mengingat bagaimana balasan lumatan bibir
Hara yang membuatnya betah. Sekarang aku hanya bisa sesekali memukul kepalaku
karena tak percaya. Lay memanggilku dari jauh, menepuk bahuku dari belakang dan
merangkulku sambil berjalan bersama.
“Kau kenapa, bocah tengik? Aku lihat kau memukul
kepalamu sendiri, kenapa?” tanya Lay,
“Eobseo, aku tidak memikirkan apapun. Sepertinya
aku hanya sedikit pusing saja,” jawabku percaya diri. Tapi kenapa wajah Lay
sedikit terkejut melihatku? Melingkarkan bibirnya dengan pandangan tak percaya.
“Ada yang salah dengan penampilanku?” tanyaku
mencoba mencari tau,
“I-tu bibirmu kenapa?”
“Memangnya kenapa?”
“Terluka, tapi sepertinya itu....” Lay menahan
ucapannya dan memasang wajah menggoda. “..seperti digigit. Jangan – jangan kau
habis berciuman ya?” sambung Lay. Kali ini aku merasa tersudut, dan memilih
menarik Lay ke kamar mandi.
“...jangan bilang pada hyung.” Lay sudah
menggangguk dan cukup meyakinkanku. Kami pun pergi mengikuti kelas hari ini.
AUTHOR POV
Dikelas kali ini cukup menyebalkan untuk Hara, ini
hari dimana kelas A dan G disatukan. Hara dikelas A dan Kai dikelas G. Kai yang
baru menyadari kalau kelas selanjutnya harus sekelas dengan Hara, ia pun terus
mengalihkan pandangannya dari mata wanita bodoh itu. Tugas baru menanti,
sekarang Kai dan Hara yang menjadi tegang. Ia takut namanya akan disebut
bersama.
“Kim Jong In dan Go Ahra,” ujar dosen. Fyuuuuh~ itu
yang ada dipikiran masing – masing.
“Mianhae, Kim Jong In dan Go Hara,” ralat dosen
yang sibuk mencari kebetulan nama peserta kelompok terakhir.
‘Yaaa!!! Kita harus sekelompok! Entah apa yang akan
kami lakukan bersama untuk mengerjakan tugas ini.” gerutu mereka bersamaan.
Mereka hanya bisa duduk manis berdua di taman, sesekali menatap satu sama lain.
Kai yang merasa canggung memilih untuk memulai pembicaraan untuk mencairkan
suasana.
“Ya! Kau mau aku menari apa, aku sedang tak mood
berpikir,” ujar Kai melantangkan bicaranya agar tak terlihat gugup,
“Gimana sih? Kau kan tau yang seharusnya kita
lakukan. Ini kan mata kuliahmu, kau selalu mendapatkan nilai yang baik. Masa
sekarang kau diam saja?” jawab Hara,
“Baiklah, temui aku ditempat latihanku.”
“Dimana?”
“Dirumahku lah, bodoh.”
“Tidak usah pakai bodoh, Kai. Kau kan yang bodoh,”
“Jam berapa mau ke rumahku,”
“Terserah kau,”
“Jam 6 sore ya. Aku tunggu,” ujar Kai melambaikan
tangannya dan berlari ke mobil. Disana ada sepasang mata yang menatap Hara dari
dalam mobil. Luhan, kakaknya Kai yang tinggal bersama di apartemen. Dia sedang
berlibur ke Korea untuk memeriksa perusahaan ayahnya yang berkembang pesat di
Korea Selatan ini.
Jam 6 sore, tepat berdiri seorang perempuan didepan
pintu.
Tak ada jawaban, Hara memilih menelepon handphone
Kai. Namun seseorang mencoba membukakan pintu untukku. Ternyata yang membukakan
pintu itu, adalah kakaknya Kai. Dia dengan hanya menggunakan handuk dibagian
bawah dan membiarkan absnya terliaht membuat Hara sedikit menelan salivanya
pelan. Dia membukakan pintu untuknya,
“nugu sinja?” tanya Luhan,
“a-aku temannya Kai. Aku akan belajar bersama
disini.” ujar Hara menatap wajah Luhan tanpa melepaskan sedetik pun.
“Kai? Oh, dia belum pulang. Tunggu saja didalam,”
Hara pun mengikuti langkah Luhan. Ia berharap Kai segera datang, ia takut salah
tingkah melihat kakaknya. Sudah 20 menit menunggu Kai, tak ada kabar yang
berarti sampai sekarang ke handphone nya. Luhan yang keluar dari kamarnya
melihat Hara yang diam saja di ruang tamu. Menatap Hara dalam-dalam, dari atas
sampai bawah. Menimbulkan pemikiran yang aneh diotak Luhan.
“Hara,” panggil Luhan,
“Eoh?” Hara langsung menoleh ke arah Luhan, ia
kembali skak mat saat melihat Luhan yang hanya menggunakan celana levis saja.
“Kau boleh menggunakan dapur kalau kau lapar” ujar
Luhan, dan Hara hanya bisa mengangguk. Kebetulan ia sangat haus dan sedikit
lapar. Ia memilih mengambil minum saja dari dapur. Diperjalanannya kembali ke
ruang tamu, ia melihat foto keluarga Kai dan Luhan. Terpampang jelas sepertinya
mereka dulu seperti sahabat. Dekat sekali, dan Luhan adalah kakak yang ia segani.
Namun saat matanya berkonsentrasi dengan pemandangan yang ada dihadapannya.
Luhan memeluk Hara diam-diam, membuat Hara sedikit bingung harus bagaimana.
Bibirnya Luhan menyentuh leher lenjang Hara, putih, mulus membuat Luhan sampai
saat ini belum berhenti. Hara merasa sekarang dia merasa geli,
“o-op-oppa, apa yang k-kau laku..khaan” ujar Hara
terbata-bata, mengatur nadanya agar tak mendesah didepan Luhan. Suara itu akan
membuat Luhan semakin menjadi nantinya.
“oppahhhhh..ke-kenap..aah kau?” nampaknya Hara
mulai terbawa permainan Luhan. Tangan Luhan masih melingkar di pinggang Hara,
kini tangan Hara memegang tangan Luhan. Dia menikmati sekarang, tapi tetap
menahan suara seksinya itu. Leher Hara sudah tak diam, ia memberontak karena
geli, lalu Luhan sekarang memindahkan ciumannya itu. Ya, beberapa kissmark
membuat Hara akan ditanya ibunya.
“Omo!!!!! K-kisseu...mark?” ujar Hara menatap
cermin, ia terus mengusap seluruh lingkar leher nya. Luhan yang tak jauh dari dirinya
berdiri menatap Hara yang panik. Ia pun tersenyum,
“Kai masih lama pulangnya, kau mau pulang apa
menunggunya?” ujar Luhan dengan wajah datar dan tak ada permintaan maaf darinya
untuk Hara.
“Eoh, geurae. Aku tunggu saja,” Hara salah tingkah.
Tapi Luhan malah mendorong Hara ke sofa, ia sekarang membiarkan Hara sakit
karena dorongannya. Sekilas, saat melihatnya kenapa ia berpikir Hara adalah
mantan kekasihnya yang meninggal karena kecelakaan. Luhan pun melangkah maju
mendekati Hara.
HARA POV
“O-oppa, apa yang kau lakukan?” Luhan sepertinya
tak mendengarkanku. Aku takut Kai sudah pulang, dan dia melihat kakaknya
seperti ini. Luhan menarik tanganku hingga aku berdiri dihadapan tubuhnya. Aku
tak merasakan apapun selain ketakutan. Luhan mendekati bibirku, dia menautkan
bibirnya. Kulihat mata Luhan menutup mencoba menghayati setiap lumatannya.
Tanganku sekarang memegang lengan panjang Luhan, aku sepertinya terbawa.
“mmmhhh...hmmmhh” deru napas Luhan melumat bibir
Hara yang menurutnya seksi. Tanganku sekarang mencengkram hebat lengan Luhan.
Suara deru napas Luhan membuatku tak tahan, menunggu yang lain akan
menghampiriku. Sekarang aku lupa kalau sebenarnya aku menunggu Kai, bukan
bercinta dengan kakaknya. Aku merasa bibir bawahku sudah habis digigitnya saat
aku ingin kabur dari ciumannya. Tubuhku sekarang melemah, kakinya lemas dan lupa cara untuk berdiri bangkit dari sana.
'ah aku lupa! Kenapa harus aku semakin bersandar ke sofa, oppa akan melakukan hal yang lain yang lebih
gila.' gerutuku dalam hati.
“Hhhh...hmm hhhh” kami pun berhenti dari tindakan
kami yang saling menautkan bibir. Mengatur napas, ternyata ciumannya cukup
merebut seluruh oksigenku. Sepertinya, Luhan tak pernah lelah mencoba membuatku
melayang. Ia kembali mencium bibirku, hanya sejenak lalu ia menurunkan bibirnya
ke leherku. Aku geli, tubuhku sedikit menggelinjang kecil, berharap ia
melepaskanku. Tapi nyatanya tidak, kepalanya terus mondar mandir dileherku.
Lalu ia sedikit menurunkan resleting jaketku. Ia ingin mencium dadaku, sontak
aku menahannya keras. Mendorong kepalanya agat menjauh, ini refleks tanganku.
Bukan aku yang berniat mendorongnya.
Saat dia mulai melihat ke arah bawah, aku segera
menyilangkan kakiku. Bermaksud agar tak bermain dengan itu. Luhan tersenyum
licik, ia malah kembali duduk diatasku. Dia malah semakin gila, tubuhnya malah
semakin bergerak maju mundur. Sepertinya ia ingin aku memperbolehkan juniornya
masuk, tapi aku jelas menolak itu. Kai, aku mau dia yang pertama.
Ia terus menggerakan tubuhnya, aku hampir lemah
menghadapinya.
“Enggghhh...oppaa” akkkk! Knapa aku membiarkan itu
keluar dari mulutku. Luhan menatapku kaget dan segera melumat habis bibirku.
“Hhhhhmm..jebal. Boleh aku masuk?” bisik Luhan saat
aku terengah-engah karena lumatannya yang ganas tadi.
“Andwae.” sahutnya dengan nada datar dan suara bass nya, suara seseorang dari arah pintu apartemen. Mataku
hampir tak melihat apapun, samar kulihat tubuh seseorang yang suka datang. Kai, ia menggenggam kuat plastik yang ia bawa dari
supermarket. Tubuhku lemas saat itu, aku hanya berbaring di sofa saat Luhan
menjauhkan tubuhnya dariku.
“K-kai?” ujarku dengan lemah,
“K-kau tak apa?” jawab Kai menghampiriku dan
menatap Luhan sinis. Luhan pergi ke kamarnya untuk mengalihkan masalah ini. Kai
menuntunku ke kamarnya, aku sedikit kuat karena sentuhan tangannya. Aku samar
melihat sekeliling, tapi aku jelas saat melihat wajah Kai, terutama bibirnya.
Saat ia membaringkan tubuhku di tempat tidurnya,
“Istirahatlah
disini.” ujar Kai menatapku teduh dan tersenyum. Tapi aku tak kuat, ku genggam
tangannya dan menariknya sampai bibirnya jatuh tepat di bibirku. Aku memejamkan
mata, tapi Kai malah terkejut. Tapi itu tak berlangsung lama, Kai pun ikut
menikmatinya. Lumatan ganas seorang Kai membuatku menggila.
AUTHOR POV
“Hhhh....hhh...mmhhh...jebal kai-ah. Kau tak ingin
lebih?” kata Hara saat ada kesempatan lolos dari lumatannya yang kejam tapi
asik.
“Tunggu. Eeugghhh, aku menunggu ia terpancing”
jawab Kai menatap Hara yang mengerungkan wajahnya. 'sepertinya ia tak kuat' ujar
Kai dalam hati. Ia pun turun ke leher Hara, ia melihat ada beberapa kisseumark
yg luhan berikan pada Hara. Ia mencoba menghapusnya. Menggantikan tanda itu agar hanya tanda dari Kai yang
berbekas.
“Kau tak merasa aneh?” tanya Hara,
“Eoh?” heran Kai,
“Aniyo, aku hanya menatapmu seperti menahan sesuatu.
Ada apa?” suara Hara yang lembut membuat Kai menghentikan kegiatannya membuat
kissmark. Kai menatap mata indah Hara, ia mengusap beberapa helai rambut Hara
yang menutupi wajah wanitanya.
“Aku ingin...tapi aku tak bisa. Kita masih terlalu
muda,” ujar Kai pelan,
“Hmm, kau. Lelaki manis yang aku kenal, aku kira kau
akan segila kakakmu. Aku menyukaimu, Kai. Sungguh,” senyuman Hara tersungging
manis didepan Kai.
Kai pun membalas senyumannya dan mengecup kening Hara.
Mereka pun tidur bersama saja tanpa ada tindakan apapun. Tapi ditengah malam,
Kai keluar dari kamar dan menghampiri Luhan yang berdiri didepan kulkas
mengambil minum.
“Hyung” ujar Kai berdiri dibelakangnya. Saat Luhan
menengok ke arah adiknya, Kai langsung menghajar Luhan dengan satu pukulan
saja. Luhan yang jatuh tersungkur hanya memegang pipinya dan bangun. Tak ada
amarah balasan dari Luhan, karena ia menyadari tentang kesalahannya. Ia mencoba
bermain dengan pacar adiknya.
“Aku tahu aku salah. Harusnya aku langsung minta maaf
padamu,” Luhan menepuk pundak Kai dengan sebuah senyuman darinya.
“Sudahlah, aku sudah memaafkannya. Maaf aku
memukulmu,” ujar Kai merundukkan kepalanya didepan Luhan.
“Kau harus berjanji menjaganya. Kau tak inginkan
sampai mengecewakan appa dan eomma tentunya aku?” Luhan dan Kai pun tertawa
kecil dengan perbincangan tengah malam itu. Kai memilih tidur diruang TV
ditemani dengan kakaknya yang tidur disofa. Dia membiarkan Hara tidur dikamar
dengan nyenyak sampai nanti pagi.
Pagi hari pun akhirnya datang....
Hara terus berdiri didepan cermin, menatapnya tak
percaya. Ia terus mengusap lehernya, menggosoknya dan berusaha menghilangkan
sesuatu. Kai yang sadar akan itu memilih mendekati Hara dan bertanya kenapa
Hara.
“Kau kenapa?” tanya Kai dengan wajahnya yang tampan
walau baru bangun tidur *kebayang yaa _-_*
“Ini..” bisik Hara, menunjukkan kisseumark yang Kai
berikan kemarin malam.
“Arra arra, aku akan bertanggung jawab. Aku akan
menemanimu menghadapi ibumu,” ujar Kai merangkul Hara dan memeluk pinggangnya.
“Aku khawatir, Kai. Ibu akan membiarkanku keluar dari
sekolah. Dan lebih memilih aku untuk diam dirumah sampai dibolehkan keluar
untuk bekerja. Ibuku seperti itu,” ujar Hara pada Kai,
AKHIRNYA KAI
TETAP MENEMANI HARA, TAPI APA YANG TERJADI DI RUMAH HARA? APA YANG AKAN IBUNYA
LAKUKAN PADANYA DAN KAI?
NEXT ON......
Salam,
Toushiro
Yagami
(selaku tim ekspedisi dua dunia >>dunia sadar
dan tidak sadar<<)