Minggu, 23 November 2014

PRECIOUS LOVE - ff LuKai EXO NC 18++



CAST :
KAI
GO HARA
LUHAN

AUTHOR POV

Dalam sekejap Kai telah berada dijarak yang sangat amat dekat dengan wajah Hara. Tubuhnya sekarang hampir tak berjarak dengan lelaki tampan itu. Ia membencinya, tapi kenapa dekat seperti ini tubuhnya Hara merinding.

“Eoh? Ya! Kai-ah, apa yang kau lakukan?” tanya Hara mencoba menaruh tangannya dibahu Kai dan menjauhkan dirinya dari lelaki yang memiliki kulit eksotis itu,
“Wae? Kenapa kau? Tampaknya kau akan menyukaiku setelah ini,” ujar Kai tersenyum licik dihadapan Hara sambil menggenggam keras kedua pergelangan tangan putih Hara.

Mendadak tubuh Hara merinding, kali ini dia benar – benar tak bisa mengatur napasnya. Sesak tiba – tiba, kadang ia hembuskan pelan dan ia kembali menahannya. Hara sekarang hanya bisa menutup matanya saat samar ia lihat wajah Kai semakin mendekatinya. CHU~ bibir Kai kini bertaut dengan bibir Hara.
“Mmhhhmm....” suara itu serentak keluar dari mulut masing – masing. Menikmati permainan yang sekiranya membuat mereka berdua nyaman disiang itu.

GO HARA POV

“Omo! Ke-kenapa a-aku berpikir ia begitu nikmat?” Aku lebih memilih tak memberontak dari posisiku saat ini. Mungkin kalau aku bergerak sedikit, Kai akan terus melumat lebih dalam. Aku juga berusaha tak terbawa suasana, aku takut terbawa hanyut dalam keadaan ini. Berharap saja Kai melepaskan secepatnya bibir tebalnya itu dari bibirku. Aku memberikan kode pada tubuh Kai, aku menggerakkan seakan aku merasa risih sekarang.

“Oohooh, w-waeirae? Kenapa kau tak mencoba melepasnya?” ujar Kai membuatku terkejut,
“Eoh? M-maksudmu?” jawabku merasa tak tahu apa – apa, dan tampaknya lelaki itu sedang mencoba membuatku bingung.
“Iya. Kalau kau merasa risih, mestinya kau sudah melepasnya tadi. Menjauh dari bibirku,” jawab Kai.

Omona! Bagaimana bisa aku lupa hal itu, aaak! Aku sudah terbawa suasana nyaman itu, seharusnya memang aku menolaknya. Lagipula, wanita mana dikampus ini yang bisa menolak ciuman dari lelaki master di kelas performing arts. Aku ini sangat ingin menjadi yang terbaik disana. Tapi sejak ada dia, itu membuatku sangat amat benci dengannya.

KAI POV

‘DEGG.....’ jantungku kenapa berdetak kencang? Bukan, bukan kencang. Ini bahkan sampai berguncang, tubuhku kenapa menghangat? Gerutuku masih menempelkan bibirku dibibirnya. Sesekali aku mencoba menatap sedikit bagaimana Hara. Tapi ia mendapatkan bibir Hara yang memajumundurkan bibirku. Aku tak bisa membiarkan tubuhku terpancing.

“Mmmmhhhmm...hhhh~” suara itu keluar dari mulut wanita bodoh itu. Sekejap aku mempersilakan bibirnya bergulat dengan bibirku. Untuk waktu yang lumayan singkat namun terasa lama.
‘aku harus lepaskan ini. tampaknya Hara menikmati ini, aku tak akan mencemari nama baik Luhan hyung. Dia menyuruhku untuk tidak mempermainkan wanita,’ pikiran itu bergelut dipikiranku saat itu. Perlahan aku melepaskan perlahan bibirku darinya, ia yang tersadar membuka matanya. Dia menatapku sekarang,

‘DEEGG.....’ kenapa jantungku! Abaikan ini, aku memilih menjauh saja darinya untuk sementara waktu. Lagipula, sepertinya Hara juga shock dengan tindakanku.

“Yaak! Seharusnya kan dia menjauhi ciumanku. Kenapa juga aku bodoh mau dengannya,” Aku terus menyesali sepanjang jalan ke kelasku setelah membaca pesan dari Suho. Aku mengingat bagaimana balasan lumatan bibir Hara yang membuatnya betah. Sekarang aku hanya bisa sesekali memukul kepalaku karena tak percaya. Lay memanggilku dari jauh, menepuk bahuku dari belakang dan merangkulku sambil berjalan bersama.

“Kau kenapa, bocah tengik? Aku lihat kau memukul kepalamu sendiri, kenapa?” tanya Lay,
“Eobseo, aku tidak memikirkan apapun. Sepertinya aku hanya sedikit pusing saja,” jawabku percaya diri. Tapi kenapa wajah Lay sedikit terkejut melihatku? Melingkarkan bibirnya dengan pandangan tak percaya.
“Ada yang salah dengan penampilanku?” tanyaku mencoba mencari tau,
“I-tu bibirmu kenapa?”
“Memangnya kenapa?”
“Terluka, tapi sepertinya itu....” Lay menahan ucapannya dan memasang wajah menggoda. “..seperti digigit. Jangan – jangan kau habis berciuman ya?” sambung Lay. Kali ini aku merasa tersudut, dan memilih menarik Lay ke kamar mandi.
“...jangan bilang pada hyung.” Lay sudah menggangguk dan cukup meyakinkanku. Kami pun pergi mengikuti kelas hari ini.

AUTHOR POV

Dikelas kali ini cukup menyebalkan untuk Hara, ini hari dimana kelas A dan G disatukan. Hara dikelas A dan Kai dikelas G. Kai yang baru menyadari kalau kelas selanjutnya harus sekelas dengan Hara, ia pun terus mengalihkan pandangannya dari mata wanita bodoh itu. Tugas baru menanti, sekarang Kai dan Hara yang menjadi tegang. Ia takut namanya akan disebut bersama.
“Kim Jong In dan Go Ahra,” ujar dosen. Fyuuuuh~ itu yang ada dipikiran masing – masing.
“Mianhae, Kim Jong In dan Go Hara,” ralat dosen yang sibuk mencari kebetulan nama peserta kelompok terakhir.

‘Yaaa!!! Kita harus sekelompok! Entah apa yang akan kami lakukan bersama untuk mengerjakan tugas ini.” gerutu mereka bersamaan. Mereka hanya bisa duduk manis berdua di taman, sesekali menatap satu sama lain. Kai yang merasa canggung memilih untuk memulai pembicaraan untuk mencairkan suasana.

“Ya! Kau mau aku menari apa, aku sedang tak mood berpikir,” ujar Kai melantangkan bicaranya agar tak terlihat gugup,
“Gimana sih? Kau kan tau yang seharusnya kita lakukan. Ini kan mata kuliahmu, kau selalu mendapatkan nilai yang baik. Masa sekarang kau diam saja?” jawab Hara,
“Baiklah, temui aku ditempat latihanku.”
“Dimana?”
“Dirumahku lah, bodoh.”
“Tidak usah pakai bodoh, Kai. Kau kan yang bodoh,”
“Jam berapa mau ke rumahku,”
“Terserah kau,”
“Jam 6 sore ya. Aku tunggu,” ujar Kai melambaikan tangannya dan berlari ke mobil. Disana ada sepasang mata yang menatap Hara dari dalam mobil. Luhan, kakaknya Kai yang tinggal bersama di apartemen. Dia sedang berlibur ke Korea untuk memeriksa perusahaan ayahnya yang berkembang pesat di Korea Selatan ini.

Jam 6 sore, tepat berdiri seorang perempuan didepan pintu.

Tak ada jawaban, Hara memilih menelepon handphone Kai. Namun seseorang mencoba membukakan pintu untukku. Ternyata yang membukakan pintu itu, adalah kakaknya Kai. Dia dengan hanya menggunakan handuk dibagian bawah dan membiarkan absnya terliaht membuat Hara sedikit menelan salivanya pelan. Dia membukakan pintu untuknya,
“nugu sinja?” tanya Luhan,
“a-aku temannya Kai. Aku akan belajar bersama disini.” ujar Hara menatap wajah Luhan tanpa melepaskan sedetik pun.
“Kai? Oh, dia belum pulang. Tunggu saja didalam,” Hara pun mengikuti langkah Luhan. Ia berharap Kai segera datang, ia takut salah tingkah melihat kakaknya. Sudah 20 menit menunggu Kai, tak ada kabar yang berarti sampai sekarang ke handphone nya. Luhan yang keluar dari kamarnya melihat Hara yang diam saja di ruang tamu. Menatap Hara dalam-dalam, dari atas sampai bawah. Menimbulkan pemikiran yang aneh diotak Luhan.
“Hara,” panggil Luhan,
“Eoh?” Hara langsung menoleh ke arah Luhan, ia kembali skak mat saat melihat Luhan yang hanya menggunakan celana levis saja.
“Kau boleh menggunakan dapur kalau kau lapar” ujar Luhan, dan Hara hanya bisa mengangguk. Kebetulan ia sangat haus dan sedikit lapar. Ia memilih mengambil minum saja dari dapur. Diperjalanannya kembali ke ruang tamu, ia melihat foto keluarga Kai dan Luhan. Terpampang jelas sepertinya mereka dulu seperti sahabat. Dekat sekali, dan Luhan adalah kakak yang ia segani. Namun saat matanya berkonsentrasi dengan pemandangan yang ada dihadapannya. Luhan memeluk Hara diam-diam, membuat Hara sedikit bingung harus bagaimana. Bibirnya Luhan menyentuh leher lenjang Hara, putih, mulus membuat Luhan sampai saat ini belum berhenti. Hara merasa sekarang dia merasa geli,
“o-op-oppa, apa yang k-kau laku..khaan” ujar Hara terbata-bata, mengatur nadanya agar tak mendesah didepan Luhan. Suara itu akan membuat Luhan semakin menjadi nantinya.
“oppahhhhh..ke-kenap..aah kau?” nampaknya Hara mulai terbawa permainan Luhan. Tangan Luhan masih melingkar di pinggang Hara, kini tangan Hara memegang tangan Luhan. Dia menikmati sekarang, tapi tetap menahan suara seksinya itu. Leher Hara sudah tak diam, ia memberontak karena geli, lalu Luhan sekarang memindahkan ciumannya itu. Ya, beberapa kissmark membuat Hara akan ditanya ibunya.
“Omo!!!!! K-kisseu...mark?” ujar Hara menatap cermin, ia terus mengusap seluruh lingkar leher nya. Luhan yang tak jauh dari dirinya berdiri menatap Hara yang panik. Ia pun tersenyum,
“Kai masih lama pulangnya, kau mau pulang apa menunggunya?” ujar Luhan dengan wajah datar dan tak ada permintaan maaf darinya untuk Hara.
“Eoh, geurae. Aku tunggu saja,” Hara salah tingkah. Tapi Luhan malah mendorong Hara ke sofa, ia sekarang membiarkan Hara sakit karena dorongannya. Sekilas, saat melihatnya kenapa ia berpikir Hara adalah mantan kekasihnya yang meninggal karena kecelakaan. Luhan pun melangkah maju mendekati Hara.

HARA POV

“O-oppa, apa yang kau lakukan?” Luhan sepertinya tak mendengarkanku. Aku takut Kai sudah pulang, dan dia melihat kakaknya seperti ini. Luhan menarik tanganku hingga aku berdiri dihadapan tubuhnya. Aku tak merasakan apapun selain ketakutan. Luhan mendekati bibirku, dia menautkan bibirnya. Kulihat mata Luhan menutup mencoba menghayati setiap lumatannya. Tanganku sekarang memegang lengan panjang Luhan, aku sepertinya terbawa.

“mmmhhh...hmmmhh” deru napas Luhan melumat bibir Hara yang menurutnya seksi. Tanganku sekarang mencengkram hebat lengan Luhan. Suara deru napas Luhan membuatku tak tahan, menunggu yang lain akan menghampiriku. Sekarang aku lupa kalau sebenarnya aku menunggu Kai, bukan bercinta dengan kakaknya. Aku merasa bibir bawahku sudah habis digigitnya saat aku ingin kabur dari ciumannya. Tubuhku sekarang melemah, kakinya lemas dan lupa cara untuk berdiri bangkit dari sana.
'ah aku lupa! Kenapa harus aku semakin bersandar ke sofa, oppa akan melakukan hal yang lain yang lebih gila.' gerutuku dalam hati.
“Hhhh...hmm hhhh” kami pun berhenti dari tindakan kami yang saling menautkan bibir. Mengatur napas, ternyata ciumannya cukup merebut seluruh oksigenku. Sepertinya, Luhan tak pernah lelah mencoba membuatku melayang. Ia kembali mencium bibirku, hanya sejenak lalu ia menurunkan bibirnya ke leherku. Aku geli, tubuhku sedikit menggelinjang kecil, berharap ia melepaskanku. Tapi nyatanya tidak, kepalanya terus mondar mandir dileherku. Lalu ia sedikit menurunkan resleting jaketku. Ia ingin mencium dadaku, sontak aku menahannya keras. Mendorong kepalanya agat menjauh, ini refleks tanganku. Bukan aku yang berniat mendorongnya.
Saat dia mulai melihat ke arah bawah, aku segera menyilangkan kakiku. Bermaksud agar tak bermain dengan itu. Luhan tersenyum licik, ia malah kembali duduk diatasku. Dia malah semakin gila, tubuhnya malah semakin bergerak maju mundur. Sepertinya ia ingin aku memperbolehkan juniornya masuk, tapi aku jelas menolak itu. Kai, aku mau dia yang pertama.
Ia terus menggerakan tubuhnya, aku hampir lemah menghadapinya.
“Enggghhh...oppaa” akkkk! Knapa aku membiarkan itu keluar dari mulutku. Luhan menatapku kaget dan segera melumat habis bibirku.
“Hhhhhmm..jebal. Boleh aku masuk?” bisik Luhan saat aku terengah-engah karena lumatannya yang ganas tadi.
“Andwae. sahutnya dengan nada datar dan suara bass nya, suara seseorang dari arah pintu apartemen. Mataku hampir tak melihat apapun, samar kulihat tubuh seseorang yang suka datang. Kai, ia menggenggam kuat plastik yang ia bawa dari supermarket. Tubuhku lemas saat itu, aku hanya berbaring di sofa saat Luhan menjauhkan tubuhnya dariku. 
“K-kai?” ujarku dengan lemah,
“K-kau tak apa?” jawab Kai menghampiriku dan menatap Luhan sinis. Luhan pergi ke kamarnya untuk mengalihkan masalah ini. Kai menuntunku ke kamarnya, aku sedikit kuat karena sentuhan tangannya. Aku samar melihat sekeliling, tapi aku jelas saat melihat wajah Kai, terutama bibirnya. Saat ia membaringkan tubuhku di tempat tidurnya,
Istirahatlah disini.” ujar Kai menatapku teduh dan tersenyum. Tapi aku tak kuat, ku genggam tangannya dan menariknya sampai bibirnya jatuh tepat di bibirku. Aku memejamkan mata, tapi Kai malah terkejut. Tapi itu tak berlangsung lama, Kai pun ikut menikmatinya. Lumatan ganas seorang Kai membuatku menggila.



AUTHOR POV

“Hhhh....hhh...mmhhh...jebal kai-ah. Kau tak ingin lebih?” kata Hara saat ada kesempatan lolos dari lumatannya yang kejam tapi asik.
“Tunggu. Eeugghhh, aku menunggu ia terpancing” jawab Kai menatap Hara yang mengerungkan wajahnya. 'sepertinya ia tak kuat' ujar Kai dalam hati. Ia pun turun ke leher Hara, ia melihat ada beberapa kisseumark yg luhan berikan pada Hara. Ia mencoba menghapusnya. Menggantikan tanda itu agar hanya tanda dari Kai yang berbekas.
“Kau tak merasa aneh?” tanya Hara,
“Eoh?” heran Kai,
“Aniyo, aku hanya menatapmu seperti menahan sesuatu. Ada apa?” suara Hara yang lembut membuat Kai menghentikan kegiatannya membuat kissmark. Kai menatap mata indah Hara, ia mengusap beberapa helai rambut Hara yang menutupi wajah wanitanya.
“Aku ingin...tapi aku tak bisa. Kita masih terlalu muda,” ujar Kai pelan,
“Hmm, kau. Lelaki manis yang aku kenal, aku kira kau akan segila kakakmu. Aku menyukaimu, Kai. Sungguh,” senyuman Hara tersungging manis didepan Kai.
Kai pun membalas senyumannya dan mengecup kening Hara. Mereka pun tidur bersama saja tanpa ada tindakan apapun. Tapi ditengah malam, Kai keluar dari kamar dan menghampiri Luhan yang berdiri didepan kulkas mengambil minum.
“Hyung” ujar Kai berdiri dibelakangnya. Saat Luhan menengok ke arah adiknya, Kai langsung menghajar Luhan dengan satu pukulan saja. Luhan yang jatuh tersungkur hanya memegang pipinya dan bangun. Tak ada amarah balasan dari Luhan, karena ia menyadari tentang kesalahannya. Ia mencoba bermain dengan pacar adiknya.
“Aku tahu aku salah. Harusnya aku langsung minta maaf padamu,” Luhan menepuk pundak Kai dengan sebuah senyuman darinya.
“Sudahlah, aku sudah memaafkannya. Maaf aku memukulmu,” ujar Kai merundukkan kepalanya didepan Luhan.
“Kau harus berjanji menjaganya. Kau tak inginkan sampai mengecewakan appa dan eomma tentunya aku?” Luhan dan Kai pun tertawa kecil dengan perbincangan tengah malam itu. Kai memilih tidur diruang TV ditemani dengan kakaknya yang tidur disofa. Dia membiarkan Hara tidur dikamar dengan nyenyak sampai nanti pagi.

Pagi hari pun akhirnya datang....
Hara terus berdiri didepan cermin, menatapnya tak percaya. Ia terus mengusap lehernya, menggosoknya dan berusaha menghilangkan sesuatu. Kai yang sadar akan itu memilih mendekati Hara dan bertanya kenapa Hara.
“Kau kenapa?” tanya Kai dengan wajahnya yang tampan walau baru bangun tidur *kebayang yaa _-_*
“Ini..” bisik Hara, menunjukkan kisseumark yang Kai berikan kemarin malam.
“Arra arra, aku akan bertanggung jawab. Aku akan menemanimu menghadapi ibumu,” ujar Kai merangkul Hara dan memeluk pinggangnya.
“Aku khawatir, Kai. Ibu akan membiarkanku keluar dari sekolah. Dan lebih memilih aku untuk diam dirumah sampai dibolehkan keluar untuk bekerja. Ibuku seperti itu,” ujar Hara pada Kai,

AKHIRNYA KAI TETAP MENEMANI HARA, TAPI APA YANG TERJADI DI RUMAH HARA? APA YANG AKAN IBUNYA LAKUKAN PADANYA DAN KAI?

NEXT ON......

Salam,
Toushiro Yagami
(selaku tim ekspedisi dua dunia >>dunia sadar dan tidak sadar<<)

2 komentar:

  1. Part2 kelanjutannya mana? Ini sudah bagusss mudah paham bacanyaa, terakhir mengharukan kaleee butuhh kelanjutannya next story pleaseee to part2. Kimjonggg biaskuhhhh

    BalasHapus
  2. Waaah.. keren gilaa.. part 2 nya dong thor.. bagus banget ceritanyaa.. so sweet..

    Jebal.. ditunggu part 2 nya ya thor

    BalasHapus