Sabtu, 27 September 2014

Parodi CINTA WOLFiction part. 2 - EXO



Fanfiction Parody EXO – WOLF Drama Ver. Part 2

Review sedikit EXO – WOLF Drama Ver. Part 1
-          Luhan yang memiliki kekuatan aneh seperti yang dimiliki oleh Kris. Ia tak sengaja bertemu yeoja bernama Sohee dimalam itu. Saat beberapa orang yang terus mencarinya mengajak Luhan dan yang lain untuk berkelahi, mereka pun menyetujui cara itu. Berusaha melindungi teman barunya itu. Tak disangka tanpa sengaja karena kekuatan Luhan membabi buta, ia melemparkan pukulan pada D.O yang menyentuhnya untuk berhenti memukuli lawannya. Semuanya menjadi berubah, tak ada pertemenan lagi yang terlihat diantara mereka. Mereka pergi meninggalkan Luhan sendiri didalam gedung tua itu. Kekesalan itu masih menguasai diri mereka terhadap Luhan, apalagi Jongin atau Prince Kai.

Start...
            Keesokkan harinya, semua wajah anak – anak yang ikut berkelahi malam itu sudah tak karuan. Kai yang terluka di bibirnya juga Luhan, dan yang lain memar lebam di daerah wajahnya. Chanyeol masih merasakan sakit di tangannya, Lay masih merasa ngilu di kakinya. Sohee yang sesekali menengok ke sekitarnya, kembali menatap papan tulis dan memerhatikan guru yang berbicara didepan kelas.
            “Mereka benar tak tahu aku ada disana malam itu?” tanya Sohee dalam hati. Ketika matanya mengarah pada Luhan, entah mengapa ia selalu merasa terkunci. Tak bisa bergerak pada tatapan itu. Ia pun segera mengalihkan pandangannya, jangan sampai ada yang melihat. Luhan yang tersadar akan itu, membalas menatap Sohee yang sudah kembali menghadap ke buku dan papan tulis.
            “Mengapa kemarin kau tampak ketakutan seperti itu? Membuatku semakin bersalah, wajahmu waktu itu. Sohee,” ujarnya dalam hati, terus menatap Sohee dan tak melepas pandangannya pada Sohee. Ditempat lain, Kai juga menatap Sohee tanpa sadar ada seseorang lainnya yang lebih dulu memandangi wanitanya itu. Tersenyum, melihat Sohee membuatnya tersenyum dan kembali memerhatikan guru didepan kelas. Sampai akhirnya, bel pulang sekolah pun berbunyi.
            “Hei!! Ayo kita tengok D.O hyung!” teriak Sehun dari arah belakang setelah pelajar terakhir selesai. Luhan lebih memilih keluar kelas, ia sedang tak mau mendengar apapun. Dengan keadaan menahan sakit memegang perutnya, ia berjalan menggendong tasnya. Ia pulang lebih dulu, sekarang ia hanya bisa menjauh dari mereka. Ia memilih tak ikut menjenguk D.O, karena disana ada Kai yang masih merasa kesal dengan Luhan.
            Sesampainya dirumah sakit, mereka semua segera menghampiri D.O yang berbaring diatas tempat tidur. Sohee memilih tak banyak bicara dan terus tersenyum diantara mereka.
            “Kau sudah merasa lebih baik?” tanya Sohee dengan senyuman manisnya,
            “Ya, seperti inilah keadaanku. Sudah lumayan membaik, tapi masih terasa..” jawaban D.O tertahan, “AAAA...kakiku masih sakit, Chanyeol!” teriak D.O pada Chanyeol yang memainkan kakinya.
            “Perut kau masih sakit?” tanya Sohee tersenyum,
            “Iya masih. Sedikit lagi mungkin,” ujar D.O sambil memegang perutnya. Chanyeol dan Lay terus menggodai D.O yang masih sakit. Sohee terus tersenyum, dan tak ada wajah murung lagi seperti saat ia mengingat Luhan. Sohee menyuapi makan untuk D.O, dan matanya tak sengaja menangkap seseorang berdiri terjaga disana.
            ‘Luhan?’ bisiknya dalam – dalam, tak terdengar. Ia melihat Luhan sedang menatap D.O dengan rasa bersalah. Sebenarnya ia ingin selalu bersama teman – temannya itu, yang menemaninya pertama kali.
            “Hoaam, aku ngantuk,” ujar Sehun menguap dan menutup mulutnya kembali. Kai mengajak yang lainnya untuk pulang. Mereka pun berpamitan dengan D.O dan membiarkan ia beristirahat dirumah sakit. Di depan rumah sakit, Kai mengajak Sohee untuk pulang bersama tapi ia menolaknya ia ingin pulang sendiri. Sebenernya Kai memang menginginkan jawaban tidak dari Sohee. Karena ia berniat untuk mengunjungi rumah Luhan sepulang dari rumah sakit. Ia ingin berniat untuk meminta maaf pada Luhan dan mengajaknya berbicara. Tapi ternyata Sohee juga memiliki rencana yang sama, yaitu berkunjung ke rumah Luhan. Sohee menemui Luhan berdiri tak jauh dari gerbang keluar rumah sakit. Setelah ia tahu Sohee melihatnya, kemudian Luhan berjlana seakan menuntun Sohee yang berjalan tepat dibelakangnya. Sesampainya dilorong rumahnya, Luhan terjatuh karena menahan sakit yang sama sekali belum ia obati. Hanya masih ada memar di perut dan punggungnya.
            “Kamu tidak apa – apa?” tanya Sohee menghampiri Luhan yang tampak lemah,
       “Gwaechana. Aku masih kuat berjalan,” jawab Luhan berusaha tegar. Namun Sohee tetap membantunya bangun, dan membantunya menidurkan tubuh Luhan ditempat tidur.
            “Kau istirahat saja. Aku akan membuat bubur, jika sudah selesai akan aku bangunkan,” ujar Sohee tersenyum pada Luhan sambil membenahi posisi bantalnya. Luhan hanya bisa membalas senyuman Sohee tadi. Perasaan yang timbul selama ini membuatnya tersiksa. Ia serba salah pada Sohee juga Kai.
Tak lama, Sohee kembali ke kamar Luhan dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur hangat untuk Luhan. Ia sedikit demi sedikit menyuapi Luhan sesendok bubur.
            “Apa aku tak mengganggu hubunganmu dengan Kai?” tanya Luhan pelan membuka obrolan yang semenjak tadi hanya saling tatap dan senyuman yang bertebaran.   
            “Aniyo, kau tak pernah mengganggu apapun. Malah aku yang selalu merasa mengganggu pertemanan kalian,” jawab Sohee,
            “Mwo? Aku tak mengerti maksudmu,” heran Luhan,
            “Aku menyukaimu,” ujar Sohee yang memilih mengakuinya terlebih dahulu, Luhan hanya tercengan melihat Sohee seperti itu. Tapi kemudian ia tersenyum menatap Sohee, dan melanjutkan memakan suapan buburnya. Waktu sudah berjalan cukup cepat, tampaknya malam semakin larut. Mamanya Sohee sedang tidak bisa menjemputnya karena lembur. Ditempat lain, Kai sedang berdiri didepan pagar rumah Luhan berniat untuk menjenguknya. Tapi apa yang ia dapatkan? Ia mendapati wanitanya yang baru keluar dari dalam rumahnya. Kai yang terkejut hanya bisa menahan rasa marahnya karena melihat kejadian tadi.
            “Sohee kau disini?” tanya Kai,
            “Iya, aku disini. Kau sedang apa disini?” tanya Sohee kembali,
            “Aku disini ingin menjenguk Luhan,” jawab Kai,
            “Baiklah, aku pergi lebih dulu ya,”
            “Iya. Hati – hati dijalan,” ujar Kai melambaikan tangan pada Sohee yang dari jauh membalasnya. Dan lama kelamaan saat Sohee tak terlihat dari pandangannya, Kai pun mendorong Luhan ke dalam rumah. Ia menarik kerah bajunya Luhan,
            “Kau masih mau dekati Sohee?” tanya Kai dengan amarahnya,
            “Bukan seperti itu, Kai. Tak seperti yang kau pikirkan,” jawab Luhan pasrah dalam keadaan seperti itu. Ia tak ingin melawan karena tak ingin memperkeruh suasana. Ditempat lain, ternyata orang yang selalu mencari Luhan membuntutinya. Orang itu menguntit Luhan sampai akhirnya menemukan kelemahan Luhan. Ia menjadikan Sohee menjadi barang ancaman yang bisa memancing Luhan datang ke hadapan mereka. Ketua organisasi itu akhirnya menyuruh beberapa orang untuk menculik Sohee saat pulang sekolah, esok petang.
            Sohee berjalan ke arah rumahnya, ia terus memikirkan bagaimana keadaan Luhan saat ini. Tapi dibalik lamunannya, ia sadar setiap langkahnya sedang diikuti oleh orang. Sohee mempercepat langkahnya, menghindar. Sadar akan Sohee yang mencoba menghindar, mereka segera menyergap Sohee dan membawanya ke dalam mobil. Karena Sohee memberontak, salah satu dari mereka memukul kepala Sohee dulu. Segaris jalur darah mengalir dari dahinya. Mereka segera membersihkan itu, agar tak dimarahi oleh ketuanya. Karena ketuanya meminta agar tak melukai Sohee sedikit pun. Sesampainya disana Sohee segera sadar dari pingsannya, ia pun langsung mengikuti mereka semua.
            “Halo! Luhan?” tanya ketua itu dengan senyum menyeringai. Ia tetap memegang tangan Sohee, tak akan dilepaskan sampai akhirnya Luhan datang.
            “Siapa ini? Itu suara Sohee! Dimana ini?” tanya Luhan panik mendengar suara Sohee,
            “Ditempat biasa. Datang sendiri, wanita ini tergantung padamu. Jangan panggil temanmu,” ujar ketua organisasi itu. Luhan mengiyakan rencana yang diminta oleh orang tadi, menukar Sohee dengan dirinya. Tapi diam – diam, Sohee mengambil handphonenya dan menghubungi Kai. Hari itu D.O juga baru saja keluar dari rumah sakit. Jadi mereka berencana untuk menyelamatkan Luhan dari ancaman mereka.
            “Kita harus menyelamatkan Luhan,” ujar Kai menghentikan langkahnya keluar kamar,
            “Apa maksudnya?” tanya Tao,
            “Benar, sepertinya Luhan dalam bahaya. Sohee baru saja meneleponku tapi tak sempat menjawab,” ujar Baekhyun,
            “Baiklah.” Kai dan yang lain segera menyusul Luhan. Luhan pun terus menatap teman – temannya yang datang hanya untuk menolongnya.
            “Gomawo,” ucap Luhan pada Kai,
            “A-ara ara..” jawab Kai tersenyum menyeringai manis, Luhan pun tersenyum padanya dan yang lain.
Mereka pun langsung berkelahi dengan anggota organisasi yang lain. Tao dan Kai yang paling bersemangat. Baekhyun mengerahkan segala jurusnya untuk melawan. Luhan menghampiri Sohee yang masih dipegang oleh sang ketua organisasi. Ketika ia hendak menghajar ketua itu, ia menatap mata Sohee yang ketakutan mengingat peristiwa waktu itu. Luhan yang terkunci pada tatapannya menahan pukulannya. Saat itu pula, salah satu dari mereka memanfaatkan kesempatan untuk memukul Luhan dari belakang.
            “LUHAN!!!!” teriak Sohee, teriakannya memanggil Kai dan yang lainnya. Mereka pun menghampiri Luhan yang terjatuh. Sohee tak mampu membendung air matanya lagi. Ia membiarkan air itu mengalir di pipi halusnya itu. Menetes tepat di tanda kekuatan yang Luhan miliki, itu membuat tanda itu pudar perlahan dan menghilang. Tak hanya tanda itu yang pudar, rambut Luhan pun berubah menjadi warna hitam. Hilanglah kekuatan luar biasa yang Luhan miliki.
            Dirumah Luhan sudah ada Kris yang terus membaca lewat indera keenamnya. Ia melihat ada seorang wanita yang membuat Luhan bukan sebagian dari dirinya lagi. Dan itu membuatnya kesal, dan ia selalu kesal akan itu.

Selesai *^^* The End of EXO – WOLF Drama Version ahahahah....selamat menikmati, kalau ada yang kurang boleh langsung bilang. Gomawo, gomapta, gomapseumnida. SARANGHAE!

(Inspirated by : Wolf drama ver. – EXO ver. Part 2)
Salam,
Toshiro Yagami
Gomawoyo, Nan neohuideul-eul saranghamnida!! Saranghaeyo~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar